Sebuah tebing tinggi tampak megah berdiri, yang terlihat hanya bebatuan saja. Selain itu, terdapat tumpukan anak tangga yang mengarah pada satu tempat bersejarah di kota Pulau Tidore. Sebuah bangunan megah bersejarah, konon berdiri menjulang tepat di atas gundukan bebatuan padat ini. Panas matahari yang cukup terik tampak memantul dari dinding tebing itu hingga membawa mata ini pada sebuah himpunan huruf bertuliskan Benteng Tahula.
Benteng Tahula adalah salah satu benteng buatan Spanyol yang berdiri di Pulau Tidore. Letak tepatnya adalah di desa Soa Siu, tidak jauh dari Kedaton Tidore dan Pusat Kota. Benteng Tahula atau Tohula yang berarti Kota Hula merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh Spanyol ketika menduduki wilayah Tidore di awal abad ke-16. Pembangunannya dimulai pada tahun 1610 dan menjadi properti pertahanan Spanyol hingga tahun 1662. Benteng ini memang dibangun di atas batuan karang yang merupakan titik tinggi yang sangat baik untuk mengamati wilayah perairan maupun daratan Tidore. Persaingan Spanyol dengan Portugis juga menjadi salah satu alasan dibangunnya benteng ini.
Namun setelah kepergian Spanyol dari Tidore di tahun 1707, Benteng ini sempat diusulkan untuk dibongkar oleh penguasa baru Belanda. Tetapi usul ini disanggah oleh Sultan Tidore Hamzah Fahroedin yang pada saat ini berkuasa. Sultan ini mengajukan usul lain untuk menjadikan Benteng Tahula sebagai tempat tinggal keluarga Kesultanan Tidore. Benteng ini akhirnya tidak jadi dirobohkan dan menjadi tempat tinggal keluarga Sultan dibawah pengawasan Belanda tentunya.
Benteng Tahula adalah salah satu benteng buatan Spanyol yang berdiri di Pulau Tidore. Letak tepatnya adalah di desa Soa Siu, tidak jauh dari Kedaton Tidore dan Pusat Kota. Benteng Tahula atau Tohula yang berarti Kota Hula merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh Spanyol ketika menduduki wilayah Tidore di awal abad ke-16. Pembangunannya dimulai pada tahun 1610 dan menjadi properti pertahanan Spanyol hingga tahun 1662. Benteng ini memang dibangun di atas batuan karang yang merupakan titik tinggi yang sangat baik untuk mengamati wilayah perairan maupun daratan Tidore. Persaingan Spanyol dengan Portugis juga menjadi salah satu alasan dibangunnya benteng ini.
Namun setelah kepergian Spanyol dari Tidore di tahun 1707, Benteng ini sempat diusulkan untuk dibongkar oleh penguasa baru Belanda. Tetapi usul ini disanggah oleh Sultan Tidore Hamzah Fahroedin yang pada saat ini berkuasa. Sultan ini mengajukan usul lain untuk menjadikan Benteng Tahula sebagai tempat tinggal keluarga Kesultanan Tidore. Benteng ini akhirnya tidak jadi dirobohkan dan menjadi tempat tinggal keluarga Sultan dibawah pengawasan Belanda tentunya.
Seiring bergantinya waktu, Benteng ini masih tetap berdiri. Namun, setelah Indonesia menjadi Negara kesatuan, kondisi situs bersejarah ini cukup memprihatinkan serta tidak terawat. Hingga akhirnya, pemerintah Tidore baru-baru ini memutuskan untuk memugar Benteng Tahula dan menjadikannya salah satu obyek wisata sejarah di Tidore. Kini, Benteng ini terlihat lebih baik dan cukup menarik untuk dikunjungi. Hanya saja keberadaan benteng yang terbuka di atas bukit batu menjadikannya sangat panas ketika panas terik matahari menerpa. Kondisi tangga dari bawah hingga atas bukit pun cukup terjal dan perlu pengamanan lebih.
Benteng Tahula tidak lagi sepenuhnya berbentuk benteng. Setelah pemugaran, wilayah dalam Benteng sudah ditimbun. Yang tersisa dari benteng ini adalah bentuk luarnya saja, termasuk 2 bastion segitiga dan 1 bastion lingkaran. Wilayah atas benteng kini dibentuk menyerupai taman, bahkan terdapat beberapa gazebo untuk bersantai. Menurut warga sekitar, benteng Tahula adalah salah satu tempat sempurna untuk menikmati indahnya matahari terbit di Tidore. Walaupun demikian, beberapa makam keluarga kerajaan masih dikeramatkan dan dipertahankan untuk menjadi bagian sejarah dari Benteng Tahula.
Diantara kelebihan dan kekurangan Benteng Tahula yang cantik, terdapat banyak kisah yang menjadi bagian sejarah masyarakat Tidore. Bagaimanapun juga, keberadaan Benteng Tahula sangat penting mengiringi kehidupan Kesultanan Tidore dari masa lampau hingga masa modern ini. Saat ini, tanggung jawab generasi masa kini adalah menjaga obyek ini sebagai bukti kejayaan Tidore yang sudah dikenal luas bahkan hingga bangsa-bangsa seperti Spanyol, Portugis, maupun Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar