Jumat, 13 Mei 2016
Hutan "Cinta" Misterius di Tanjung Pinang
Tanjung Pinang adalah ibukota provinsi Kepulauan Riau atau lazim disebut Provinsi Kepri untuk membedakannya dengan Provinsi Riau . Diantara pembaca yang sudah pernah ke kota Tanjung Pinang ini tentu tidak akan lupa dengan Pulau kecil bernama pulau Penyengat salah satu objek wisata andalan kota ini. Sebab- "belum dikatakan ke Tanjung Pinang kalo belum menjejakkan kaki di pulau penyengat". Konon, pulau ini juga kaya dengan berbagai mitos yang percaya atau tidak sering tepat. Diantaranya jika kita punya suatu keinginan lali sholat di mesjid raya di pulau ini semua doa dan keinginan tersebut akan terkabul, bila pasangan yang pacaran atau akan menikah berkunjung ke pulau ini dan melanggar norma kesopanan dan kesusilaan sepulangnya akan putus/berpisah, dan sebagainya. Di pulau ini dulunya adalah pusat pemerintahan kerajaan Johor-Riau-Lingga. Di pulau ini terdapat berbagai peninggalan bersejarah yang diantaranya adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional pencipta Gurindam Dua Belas Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi, dan lain sebagainya. Sejak tanggal 19 Oktober 1995 Pulau penyengat dan kompleks istana di Pulau Penyengat telah didaftarkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu situs warisan dunia. Selengkapnya tentang pulau ini bisa anda Googling sendiri, ya? hee.. Penulis dalam artikel kali ini akan membawa anda ke salah satu objek wisata lain di Tanjung Pinang yang masih jarang diketahui orang banyak. Padahal objek wisata ini sangat unik dan mungkin satu-satunya di dunia. Objek wisata tersebut adalah Kawasan Hutan Lindung Bukit Kucing. Kawasan Hutan ini sangat unik karena kalau kita lihat dari Google Map maka akan terlihat kawasan hutan ini seperti gambar hati atau" Love". Bentuk hutan ini sangat misterius karena tidak pernah dirancang seperti itu dan memang alaminya begitu. Apakah ini pertanda agar hutan ini dicintai dan dilindungi sebab dasawarsa terakhir hutan-hutan di pulau bintan tempat kota ini berdiri sudah banyak yang dieksploitasi "punah ranah" untuk tambang bauksit. Hutan Dikawasan hutan Bukit Kucing ini terdapat sebuah batu yang dinamakan penduduk setempat Batu belah atau batu menangis karena memiliki mata air jernih yang tidak pernah habis walau musim kemarau di hutan tersebut. Bagaimana legenda batu menangis tersebut dan bagaimanapula asal muasal nama bukit kucing apakah keduanya ada hubungannya? Maka baiknya anda segera melakukan kunjungan dan mencari tahunya ke kawasan yang mirip kebun raya Bogor ini. hee... Di kawasan hutan ini juga terdapat bekas peninggalan Jepang berupa bendungan air yang kini dimanfaatkan untuk sumber air bersih oleh pengunjung dan warga sekitar. Kawasan hutan lindung ditengah kota yang asri ini sering dimanfaatkan warga untuk sekedar melakukan aktivitas jalan santai, bersepeda atau jooging pada pagi hari memutari jalan lingkar atau jooging track sepanjang 4 km yang ada di kawasan hutan ini. Dari hutan yang berbentuk bukit ini kita juga bisa melihat pemandangan kota Tanjung Pinang dari atas, melihat kapal-kapal yang lalu lalang, yang datang dan pergi ke Tanjung Pinang. Pada zaman Jepang diperkirakan digunakan untuk mengamati kawasan kota dan kapal musuh yang datang ke arah Tanjung Pinang. Kawasan hutan ini sangat aman karena dijaga 24 jam oleh petugas pengaman hutan yang akan kita jumpai posnya di gerbang masuk ke kawasan ini. Di dalam kawasan hutan ini juga banyak terdapat gazebo yang dapat digunakan untuk bersantai, membaca buku atau sekedar bercengkrama dengan keluarga dan teman-teman. Kawasan hutan ini sering digunakan untuk kemah pramuka, dan lain sebagainya. Nah, jika anda berkunjung ke Tanjung Pinang akan rugi jika anda tak mencoba untuk menjelajahi hutan "cinta" ini! Salam...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar